
A.PENGERTIAN
Larutan
penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
apabila larutan tersebut ditambahkan sejumlah asam atau basa maupun diencerkan
dengan menambah sejumlah volume air.
Jadi apabila suatu larutan penyangga
ditambahkan asam atau basa ataupun diencerkan maka nilai pH larutan penyangga
tersebut akan tetap. Andaikan kita memiliki larutan penyangga ber-pH 6.5
kemudian kedalam larutan penyangga itu kita tetesi sejumlah asam (misalnya HCl)
lalu pH larutan tersebut kita ukur pH nya maka pH larutan tersebut akan tetap
6.5. Hal yang sama juga terjadi bila larutan penyangga itu kita tetesi basa
(misalnya KOH) ataupun kita tambahkan air sehingga volumenya menjadi 3 kali
volume semula, pHnya akan tetap menunjukan 6.5.
Berapa banyak asam atau basa yang bisa kita
tambahkan ke dalam larutan penyangga sehingga nilai pH larutan penyangga
tersebut akan tetap?
Jumlah asam atau basa yang dapat kita
tambahkan ke dalam suatu larutan penyangga adalah terbatas dan hal ini
tergantung dari konsentrasi komponen penyususn larutan penyangga itu sendiri.
Jadi setiap larutan penyangga memiliki
batasan sampai berapa banyak dia mampu menampung asam atau basa yang
ditambahkan kepadanya sehingga larutan penyangga tersebut mampu mempertahankan
nilai pH seperti semula. Hal inilah yang kita kenal dengan istilah “Kapasitas Larutan Penyangga”.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat.
Larutan penyangga asam terbuat dari “asam
lemah dan garam dari basa konjugasinya” sedangakan larutan penyangga basa
dibuat dari “basa lemah dengan garam dari asam konjugasinya”.
Reaksi di
antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Komponen
larutan penyangga terbagi menjadi:
- Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini
mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat
dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun
cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih.
Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
- Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
B.FUNGSI LARUTAN PENYANGGA
1. Adanya
larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, industri farmasi, kimia
analiik, Bakteriologi, fotografi,
industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi
penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan
tubuh.
2. Cairan tubuh
ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga
utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4-
dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan
basa.
Adapun sistem
penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar
7,4.
3. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45
,yaitu dari ion HCO3- denganion Na+ .
Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis, akibatnya terjadi hiperventilasi/ bernapas berlebihan, mutah hebat.Apabila pH darah kurang
dari 7,35 akan mengalami acidosis
akibatnya jantung ,ginjal ,hati dan pencernaan akan terganggu.
4. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+ pada ginjal
tidak terganggu, yaitu asam dihidrogen posphat (H2PO4-)
dengan basa monohidrogen posphat (HPO4-2).
5. Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng
agar tidak mudah rusak /teroksidasi
(asam benzoat dengan natrium benzoat).
6. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
C. Contoh larutan penyangga dalam kehidupan
sehari-hari:
- Darah Sebagai Larutan Penyangga
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian
pH darah, diantaranya penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga
fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat
(H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO 3
).
H 2 CO 3 (aq) –> HCO
3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat
berperan penting dalam mengontrol pH darah.
- Pelari maraton dapat mengalami
kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi
asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus
(penyakit gula) dan diare.
- Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.
Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih
cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO
2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal
ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi
(bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin
yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi
kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) « HbO 2 -
+ H +
Asam hemoglobin
ion aksi hemoglobin
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat
memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi
olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang
telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk
asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H
2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2
yang terlarut dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat
sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran
dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 -
(aq) + H + (aq) –> H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq)
+ OH - (aq) –> HPO 4 2- (aq)
) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4.
Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.
1. Air Ludah
sebagai Larutan Penyangga
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam
yang kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi.
Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung
larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari
fermentasi sisa-sisa makanan.
2. Menjaga
keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah,
biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi
zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH
tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan
penyangga agar pH dapat dijaga.
3. Larutan
Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari
tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin
dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan
pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga
pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
4.
Larutan
Penyangga Pada Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif
yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan
khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik
atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH
cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata
agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu
juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan
alkalosis atau asidosis pada darah.
5.Larutan Penyangga
Pada Shampo Bayi
Rambut tersusun dari protein keratin. Ikatan kimia
pada protein rambut, antara lain ikatan hidrogen dan ikatan disulfida. Ikatan
tersebut stabil pada PH 4,6 – 6,0. PH sampo yang terlalu tinggi atau rendah
akan memutuskan ikatan pada protein rambut. Akibatnya, rambut dapat rusak.
sampo dengan PH seimbang mengandung larutan penyangga supaya PH sampo sama
dengan PH rambut .Bayi memiliki rambut yang
lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar minyak dan
keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu,
sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang.
Alasan lain untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih
jika terkena mata.