Cintaku
hingga Fakultas Jogja
A
|
ku bertemu dia saat pertama aku merasakaan tertarik pada
lawan jenisku.
Aku mengenal sosok
gadis cantik, polos, lembut, indah.
Pertama aku mengenalnya saat dia tersesat dan aku menolongnya
untuk mencari jalan kerumah tantenya di subuah kampung yang bernama Kampung
Baru.
9 tahun yang lalu aku bersekolah di SMP Tunas Bangsa, aku
duduk di bangku kelas 3. Aku memiliki sahabat di sekolah bernama Dafi dan Roni.
Mereka teman seperjuanganku sejak SD, selain mereka sebagai sahabatku mereka
juga sebagai musuh bebuyutanku dalam bidang pelajaran.
Tiiiiiinnnggg…tooongg.,..
Dafi menghampiriku untuk berangkat sekolah bersama, di tengah
perjalanan menuju sekolah Dafi bercerita kepadaku, dia berhasil membuat ku
terkejut dengan ceritanya: bahwa Dafi
sekarang punya pacar baru”. Dia juga bilang katanya itu pacar pertamanya dan
dia ingin menjadikan sebagai cinta pertama dan terakhirnya. Aku hanya bisa
mengucapkan selamat padanya.
Sesampai di sekolah Roni memanggilku dari kelas, tampak
mukanya yang bahagia. Aku dan Dafi heran dia kenapa”. Aku bergegas menanyainya
“ kamu kenapa Ron kok tumben banget sumringah”.
Dia menjawab “Bahwa
dia bahagia kemarin dia habis jadian sama cewek yang dia sukai”.
Aku dan Dafi pun terkejut kok bisa jadian pada hari yang
sama. Dan satu kata lagi yang hanya bisa aku ucapkan “ selamat aku turut
bahagia ya sob”.
Aku merasa malu sekarang ke 2 sahabatku telah memiliki pacar
sedangkan aku mencintai cewek saja belom pernah kecuali ibuku, apa semua ini
gara- gara aku terlalu polos untuk mengenal cinta. Tak apa belom tentu juga gak
punya pacar berarti gak laku, suatu saat rasa ini akan tumbuh dengan
sendirinya.
Tttttttttttteeeeeeetttttttt!!!!!! ( waktu pulang sekolah tiba
)
***
Seminggu kemudian saat aku bersepeda dengan sobatku Dafi, aku
melihat gadis seusiaku di pinggir jalan yang sedang kebingungan sambil
meneteskan air mata. Aku bergegas mendekatinya karna dia sendiri aku tak tega melihat
gadis itu menangis.
Aku menanyai “ada apa mbak kok nangis”
Gadis itu menjawab sambil menangis “kak bisa tolong bantu
saya? saya di sini tersesat L”
“emang mbak mau kemana dan darimana kok bisa sampai
tersesat?’’
“ saya sendirian dari jogja mau ke rumahnya tante saya di
kampung baru, saya gak tau jalan kesananya” ;(
“ iya mbak saya anterin tapi gak usah nangis gitu, saya paling
gak tega kalau liat cewek menangis”
Dafi : ciiieee… ciiieee…ehemmm yg gak tega nii yeeee
Aku : Apain sih daf aku kan hanya ingin membantunya :D
Dafi : Sudah- sudah sana.,.lebih juga gakpapa kok sob
hahhaha…yadah aku duluan ya sob kamu antar dulu cewek itu.
Aku pun langsung mengantar ke rumah tante nya, gadis cantik
itu bernama Livi, dia cantik. Entah mengapa saat aku boncengin dan dia memegang
erat pinggangku, aku marasakan jantungku berdedar yang gak karuan. Mungkin ini
yang namanya jatuh cinta, tapi kalau jatuh
cinta mengapa waktu SMP kelas 3. Saat- saat aku harus focus untuk belajar. Tapi
tak apa belom tentu dia suka sama aku.
Saat tiba di rumah tante nya dia berkata “ thanks ya kak dah
nganterin saya, entah tau apa jadinya kalok gak ada kakak ?”
Aku pun langsung malu
:D “ iya sama- sama”
“ oh iya kak salam kenal ya senang bisa kenal kakak., kalok
pegen ketemu saya lagi boleh kok nyari di rumahnya tante ku”
“iya pasti kok mbak, senang sekali bisa kenalan sama Livi”
Dan saat itu juga aku buru-buru berpamitan untuk pulang.,.
***
Seminggu tak bertemu aku teringat cewek itu, tapi aku malu jika ke rumah
tantenya harus bertatap muka dengan Livi, aku sadar aku masih kecil untuk
merasakan jatuh cinta, saking gak
kuatnya aku,.aku coba bilang ke ibu ku,
yang selain dia ibuku tetapi sebagi teman curhatku. Aku mencoba
menceritakan apa yang sedang aku rasakan ini.
“ ibu aku ingin bercerita sesuatu tapi ibu gak boleh marah “
bu aku suka sama cew, apa boleh aku merasakan yang namanya jatuh cinta” (dengan mimik muka cemberut)
Ibuku menertawakan sambil mengelus kepala ku, dengan
menjawab
“ sayang, ibu
tuh gak melarang kamu suka sama cewek, asalkan kamu bisa membagi waktu untuk
belajar dan gak boleh lupa sama
kewajiban mu sebagai pelajar bila itu bisa menambah semangat belajar kamu
mengapa tidak?” ibu pun senyum- senyum kepada ku.
Aku bahagia, sekarang ibu dah bolehin aku pacaran tapi
aku gak boleh lupa belajar karna aku dah kelas 3 harus selalu cemunguut :D
(Krriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinggggggggggggg alarm ku
berbunyi saat nya aku berangkat sekolah)
Aku bersengaja untuk melewati rumah tantenya di
Kampung Baru ,aku ingin mampir tapi perasaan takut menghantuiku. Aku hanya
berani melihatnya saja dari kejauhan.
Sesampai di sekolah aku menceritakan kejadian kemarin
ke sobatku Roni kalok kemarin waktu pulang sekolah dapat kenalan cewek
cantik.,,temanku ngiri minta di kasih tau yang namanyaLivi, karna Roni memaksa
ya gimana lagi aku harus berani menemuinya.
Aku dan sobatku bergegas pergi ke kampung baru. Saat
aku memencet bel di depan gerbang rumah tantenya Livi jantungku berdebar
kencang serasa terserang tachycardia.
Aku berharap yang keluar Livi tapi ternyata tante nya lah yang keluar.
Lalu berkata
kepada ku “ bahwa livi sudah kembali ke jogja 2 hari yang lalu, livi menunggu
kedatangan kamu tapi kamu gak datang”
Aku pun berpamitan untuk pulang. .Pupus sudah
harapanku. kecewa hatiku gak karuhan sedihnya,. Aku hampir meneteskan air mata.
Aku merasa kenapa saat aku di bolehin orang tuaku untuk mendekati cewek yang
aku sukai, tapi gak ada harapan untuk kenal dekat dengan dia L
Roni pun menasehatiku “ sabar sob kalau jodoh gak
kemana mungkin itu jalan yang terbaik untuk mu, lagian kamu dah kelas 3 gak
usah suka- sukaan dulu, di pendam rasa itu kalok kamu memang suka tunjukin
dengan kamu bisa lulus dan mendapatkan nilai
bagus kamu bisa sekolah semau mu di daerah jogja”
Aku pun berubah mood J aku jadi bersemangat, demi cinta
ngapa egak aku harus bisa.
***
3 tahun kemudian aku lulus SMA dengan nilai terbaik di
sekolahku, ternyata aku gak ngecewain ortu ku,. Aku pun minta pendapat
orangtuaku untuk nglanjutin kuliah di Universitas ternama di jogja, aku pun di
restui. Berkat Tuhan, ortu, sahabat dan cewek yang aku sukai aku bisa ketrima
di Universitas ternama di Jogja. Itulah saat kisah cinta ku yang sebenarnya di
mulai.
Di Jogja aku ngekos sendirian,iseng- iseng aku mencari
jalan yang belom pernah aku lalui ke Universitas & sekalian mencari
keberadaan Livi. Dan pada saat itu juga awal aku masuk hari kuliah, aku di
OSPEK, aku mencoba lagi untuk mencari- cari keberadaan Livi, sempat aku sebelum
berangkat aku tanya pada tantenya bahwa livi juga kuliah di Universitas Jogja
,tapi ak gak tau di Universitas apa. Tapi tak ada hasil mungkin karna aku belom
mengetahui keseluruhan tempat ini/ apa mungkin gak jodoh. Aku mencoba berfikir
positif bagiku tak ada kata menyerah.
Waktu menunjukkan pukul sore hari acara perkemahan
keakraban pun di mulai, disana aku berjabat tangan sekaligus berkenalan dengan
teman baru ku di berbagai fakultas. Saat renungan di mulai aku dengan tidak
sengaja mendengar suara tangisan cewek
di belakangku tak tahu dia siapa, tapi aku tak asing dengan tangisan dan
mukanya.
Aku mencoba mencari tahu nama cewek itu, aku bertanya
padanya, setengah tak percaya aku kaget ternyata dia cewek yang selama 4tahun ini
aku cari. Bahagia hatiku aku kira aku tak akan bertemu dengan livi tapi Tuhan
berkehendak lain aku masih bisa memandang wajah cantiknya.
Sedikit kecewa, saat aku menyebut nama ku Eza, livi
hanya menanggapi biasa saja. Aku pikir dia melupakan ku tapi setelah aku ingat-
ingat dulu belom sempat aku ngasih tau
namaku ke dia.
(Acara berakhir livi memnggilku di depan gerbang)
“Ezaaaaaaaaaaaaaa (sambil melambaikan tangan ) aku pun
menoleh ke belakang mencari siapa yang memanggilku ternyata livi gadis yang aku cintai”
Livi menghampiriku dia mengajak aku untuk jalan- jalan
ke daerah Jogja dan aku enggan untuk menolaknya, sapa tau dengan kebersamaan
ini dia sedikit mengingatku.
Saat duduk di Taman dekat Malioboro aku dan livi
melihat anak kecil menangis umurnya sekitar 10 tahun, aku menghampiri dan menanyainya
dari tempat kami duduk Livi terus memandangku.
Aku menanyai adek itu “adek menangis kenapa?”
“kak tolong bantu saya, kalok saya tak tau jalan ke
jogokaryan karna terpisah dengan ibu waktu belanja” (sambil menangis)
Aku pun juga bingung, karna aku asing dengan nama daerah
itu aku mencoba tanya ke Livi , ternyata Livi tau daerah itu dan kami berdua
mengantarnya sampai rumah.
Setelah nganterin anak kecil tadi, aku mencoba tanya-
tanya ke livi mengenai masa lalu tapi livi gak merespon apa yang aku critain,
dia melamun matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis.
Livi merasa kejadian dulu terulang kembali dan dia
bercerita “ Za saat kamu menolong anak kecil tadi, aku jadi teringat waktu aku
kecil. Aku dulu pernah ngrasain apa yang di rasain adek itu, aku dulu pernah
tak tahu jalan di solo tapi aku di tolong sama seorang cowok dia baik mau
nganterin jauh- jauh ke rumahnya tante ku tapi sayang aku tak tahu rumahnya,
apa lagi namanya aku pun tak tahu aku sedih sekali saat aku berpisah dengannya,
aku nyaman saat aku di dekatnya, aku takut kalau aku kembali ke solo aku tak
bisa menemuinya lagi. Emang aku salah , aku dulu balik ke solo gak bilang-
bilang tapi karna aku tak tau dia tinggal dimana,.entah kenapa saat di
boncengin dia aku ngrasa nyaman, seperti sosok cowok yang aku cari, cowok yang
gak tega melihat cewek menangis., mulia sekali cowok itu., aku pengen sekali
ketemu cowok itu lagi, aku juga berharap bisa jadi miliknya”
Aku mendengar cerita livi mataku berkaca- kaca, aku
tak menyangka aku kira yang merasakan jatuh cinta hanya aku, ternyata livi juga
merasakannya.
Aku pun senyum- senyum sambil melihat wajahnya yang
cantik yang berlinangkan air mata dan
menggenggam tangannya sambil berkata :
“Ternyata kalok
jodoh gak kemana ya livi, aku ini cowok yang pernah nolong kamu di solo yang
dulunya kamu masih kecil, nangis gak tahu rumah tantenya di daerah kampung
baru” sambil tertawa terharu
Livi pun langsung menepuk bahuku dia senang,terharu,
tersenyum malu sambil menangis dan dia langsung memelukku,. Aku pun sedikit
grogi saat cewek yang aku suka memelukku.
Dan aku juga tidak bisa memendam rasa cintaku ini
..saat kembali di taman tempat kuliahku aku mengambil ranting bunga yang sudah
layu, aku buatkan dia cincin, dengan berani aku menyatakan cinta ke livi untuk
jadi kekasihku, ternyata livi enggan menolakku. Saat itu juga aku berjanji
kalok aku udah jadi orang sukses aku akan mengganti cincin itu dengan emas.
Akhirnya hubungan kami di restui oleh ke 2 orangtua,dan
kami pun di restui untuk bertunangan.
Aku bahagia bisa menjadi bagian dari hidup livi dan
livi pun juga merasakan sama apa yang aku rasakan.
Itulah kisah cinta kami memang Allah sudah merencanakan
yang terbaik untuk kita, tergantung kita mau berusaha atau tidak untuk mendapatkan
yang kita inginkan.
Analisi
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
Cintaku
di Fakultas Jogja
A.
Unsur
Instrinsik
Adalah unsur yang membangun karya
sastra dari dalam karya itu sendiri.
1. Tema
Adalah pokok masalah/ inti atau ide dasar suatu cerita.
Ø Tema dalam cerpen ini adalah
pengorbanan cinta
2. Alur
Adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat.
Ø Alur dalam cerpen ini adalah mundur (
flash back ) di tunjukkan dari hal 1
paragraf ke 2 sampai ending dengan waktu yang terus mundur dan dalam cerpen ini
menceritakan masa lalu yaitu
“9 tahun yang lalu aku bersekolah di SMP Tunas Bangsa, aku duduk di
bangku kelas 3 Aku memiliki sahabat di sekolah bernama Dafi dan Roni.
Aku mencoba mencari tahu nama cewek itu, aku bertanya padanya, setengah
tak percaya aku kaget ternyata dia cewek yang selama 4tahun ini aku cari”dll.
3. Latar
Dapat berupa tempat, waktu, suasana yang melengkapi cerita.
Ø Latar tempat :
di pinggir jalan ( hal 1)
di rumah ( hal 2 saat eza bercerita ke ibunya)
Kampung Baru
Yang paling penting di Fakultas Jogja ( di hal 4 paragraf ke 2).
Ø Latar waktu
(9 tahun yang lalu yang terdiri dari seminggu kemudian, 3 tahun kemudian
, waktu menunjukkan pukul siang hari, dll)
Ø Latar suasana
Dalam cerpen ini suasana yang paling menonjol adalah penantian yang belom
pasti( saat Eza berpisah dengan Livi dengan menunggu 4 tahun lamanya dan
bahagia( saat Eza dapat kembali bertemu dengan Livi di sebuah Fakultas selain
itu Livi dan Eza bertunangan)
4. Pesan/ amanat
Pesan pengarang berupa nilai didik yang hendak disampaikan kepada
pembacanya, baik secara eksplisit maupun implisit melalui karangannya.
Ø Amanat dalam cerpen ini adalah tak
ada yang tau rencana Tuhan bahwa pasangan seseorang itu sudah diatur oleh Nya,
selain itu kita juga harus menyeimbangi berusaha dan berdoa. Tanpa adanya usaha
tak kan ada hasil pula.
5. Penokohan
Penggambaran watak- watak tokoh
dengan segala sifatnya dalam cerita baik secara jelas maupun tersamar.
Aku sebagai Eza : lugu dan polos (
hal 1 paragraf terakhir)
Di tunjukan pada kalimat “Aku merasa malu
sekarang ke 2 sahabatku telah memiliki pacar sedangkan aku mencintai cewek saja
belom pernah kecuali ibuku, apa semua ini gara- gara aku terlalu polos untuk
mengenal cinta.
Bertanggung jawab : ( pada hal 3
paragraf ke 4)
Livi : lemah lembut karna dia merasa
peka terhadap masa lalunya ( hal 5 paragraf 4)
6. Sudut pandang
Posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada dua: pengarang terlibat di salam cerita dan pengarang di luar cerita.
Sudut pandang nya adalah Aku di luar cerita sebagi Eza
Bukti : karna di dalam cerpen ini pengarang menceritakan masa lalu eza
yang diceritakan sebagai tokoh utamanya.
7. Gaya bahasa
Bagaimana pengarang menguraikannya ceritanya. Ada menggunakan bahasa
lugas, ada bercerita dengan bahasa pergaulan.
Dalam cerpen ini gaya bahasanya adalah
Ø Bahasa alay yaitu dengan kata
cemungut dan symbol” mood
Ø Bahasa jawa yaitu dengan kata mbak
dan saking (dari kalimat saking gak kuatnya aku)
Ø Bahasa sehari-hari yaitu kalok,dah,gak
dll
B.
Unsur
Ekstrinsik
Adalah unsur yang membangun karya
sastra dari luar cerita.
1.Pengalaman pengarang
Alasannya : cerita dalam cerpen ini sebagian ada yang nyata karna di
dalamnya terdapat kisah- kisah yang juga pernah di alami pengarang pada masa
lalu.